Malam ini
aku haya tertidur dan malamun. Entah apa yang akan trjadi aku telah jatuh cinta
padanya namun dia sebentar lagi akan pergi, ah bodoh sekali aku dia tak akan
pergi aku percaya dia adalah jodohku. Seusai aku fikirkan dia mengapa aku hanya
rasakan kecewa rasakan kepedihan ya. Atau memang dia bukan untuk ku.
Aku mencoba menghubungi nya setelah
2 hari aku tak bertemu nya. Hai lagi apa ?. ini pagi hari harus nya dia balas
cepat, seperti biaasnya mana mungkin dia bangun siang. Ku tunggu hingga jam 12
siang, masih tidak ada jawaban.
Pikiran ku kalang
kabut, aku kehilangan arah lupa jalan balik. Hah berlebihan memang untuk mu,
namun sejujurnya ini yang benar – benar kurasakan.
Aku telfon dia dan betapa kaget nya
aku seorang laki – laki yang menjawab. Via nya ada ?. ucap ku menahan kesal. Oh
ya ada ini siapa ya, ini edi. Oh edi. Temen kampus nya ya, iya. Via nya lagi mandi
sebentar telfon lagi. Atau mau nitip pesen, oh iya boleh tau ini siapa yang
angkat ? ucap ku dengan tenang. Oh ini gue diko pacar nya. Oh ia Cuma ngecek
nomer aja. aku langsung putuskan sambungan telfon.
Disini
aku benar – benar tak tau apa yang harus aku lakukan. Apakah yang aku lakukan
setelah ini terjadi. Mungkin tuhan harus memberhentikan hubungan ku dengan via
sampai disini, kudengar dari suaranya diko memang lelaki yang lembut. Mungkin
memang dia yang lebih baik dariku.
Seiring hari yang berlalu hati yang
kehilang. Kandang perih kurasa jika ku lihat foto – foto lucu ku dengan via.
Dia memang gadis yang cantik periang dan energik, beruntung sekali diko bisa
mendapatkan hati nya, atau aku yang memang tak pantas untuk dia. Ya ini bukan
tentang keberuntungan ini cinta ada faktor kepantasan, keberanian dan
ketulusan. Sampai di sini aku masih mengaharapkan nya. Jujur aku sangat
mengiginkan nya tuhan berikan aku dia. Dengan segala mukjizat mu, atau tidak
setidak nya berikan aku pengganti dia. Agar tak harus lama aku menahan perih di
dada ini.
Tak
terasa waktu yang berjalan. Aku hanya tidur dan melamun. Sejak kuangkat telfon
nya tadi ku harap itu hanya mimpi, ya benar itu hanya mimpi, dan perlahan ku
hitung anak domba, dan kupejamkan mataku. 1 domba merah,2 domba putih dan
seterusnya soal warna domba apa saja yang ku suka. Ya ritual yang biasa
kulakukan sebelum tidur. Aku bahagia dengan banyak domba yang berwarna warni.
Tak lama ku bangun dan ku ambil
handphone benar saja via menghubungi ku hingga 5 kali. Aku senang namun sedih,
kenapa dia tak memilih aku, kenapa dia memilih diko. Ya jelas saja diko adalah
mantan nya yang sudah lama, sedang kan aku 1 bula saja belum. Namun hati ku
masih tak kuat jika harus mengonteknya sekarang. Aku hanya perlu istirahat hingga besok nya hingga semua masalah
berlalu.
Dan ku kaharap hari ini hanya mimpi.
Iya benar kau sangat cepat ambis keputusan via kau pikir aku hanya semata –
mata menjadi teman dalam mengerjakan tugas mu. Teman saat kau jenuh. BERSAMBUNG
Posting Komentar